RANO KARNO, Ratu Atut Chosiyah, Airin Rachmi Diany

RANO KARNO, Ratu Atut Chosiyah, Airin Rachmi Diany
RANO KARNO, Ratu Atut Chosiyah, Airin Rachmi Diany

Karya Ferry Muchlis Ariefuzzaman, Golkar Banten, 2010

Karya Ferry Muchlis Ariefuzzaman, Golkar Banten, 2010
Karya Ferry Muchlis Ariefuzzaman, Golkar Banten, 2010

Karya Airin Rachmi Diany & Ratu Atut Chosiyah (GOLKAR Banten 2011)

Karya Airin Rachmi Diany & Ratu Atut Chosiyah (GOLKAR Banten 2011)
Airin Rachmi Diany, Ratu Atut Chosiyah, Iran Narulita Wahidin Halim, Angelina Sondakh

Minggu, 07 Agustus 2011

KADER terbaik GOLKAR bernama Ratu Atut

Gubernur wanita pertama di Indonesia ini kembali mendapatkan penghargaan. Kali ini, Ratu Atut mendapat penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Menteri Pertanian. Penghargaan diberikan sesuai SK Mentan Nomor 1416/TU.220/A/6/2011 tertanggal 13 Juni 2011 di Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kaltim.
 
Diberikannya penghargaan itu karena Ratu Atut berjasa dalam mengembangkan usaha petani dan nelayan tanah air, khususnya di Banten. Ratu Atut dinilai memenuhi kriteria dan indikator pemimpin yang layak mendapat penghargaan. Beberapa indikatornya adalah; kebijaksanaan program pembangunan pertanian, LHP bidang pertanian, pelaporan keuangan bidang pertanian, serapan teknologi pertanian, pertumbuhan produktivitas sektor pertanian, dan hasil-hasil yang dicapai.
Terhadap penghargaan itu, saya sebagai warga Banten menyampaikan apresiasi yang selayaknya kepada Gubernur Banten. Namun demikian, saya ingin mengulasnya dari indikator yang menjadi ukuran panitia Penas XIII Petani dan Nelayan. Hal ini penting karena objektifitas sebuah penilaian harus didasarkan pada data di lapangan. Bagaimanakah keberadaan usaha petani dan nelayan Banten yang sebenarnya?
Usaha Petani
Luas lahan pertanian di Banten pada tahun 2009 mencapai 366.138 hektar, dan pada tahun 2010 bertambah menjadi 406.411 hektar. Dengan luasnya areal pertanian itu, Banten cukup potensial menghasilkan produksi padi yang berlimpah. Bahkan Banten bisa menjadi kontrib
Sejauh ini, hasil produksi beras selalu sesuai target dari tahun ke tahun bahkan trendnya mengalami peningkatan. Di tahun 2010 misalnya, target produksi beras mencapai 2.048.047 ton gabah kering giling dan mengalami kenaikan sebesar 10,7 persen. Sementara, pada tahun 2009 target produksi beras Banten hanya mencapai 1.849.008 ton gkg. Ini artinya, produksi beras di Banten berhasil memperoleh surplus 87.004 ton.
Sedangkan pada tahun 2011, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten menargetkan produksi beras sebanyak 2.190.632 ton gabah kering keliling (GKG). Dengan estimasi produksi padi dari Januari-April mencapai 859.401 ton, dan estimasi pada Mei-Desember mencapai 1.328.797 ton. Dengan target dan estimasi itu, diharapkan pada tahun 2011 surplus beras Banten mencapai 305.648 ton.
Kontribusi sebesar 2.048.047 ton gkg itu tersebar di empat sentra daerah penghasil padi Banten, yakni Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang dan Kabupaten Tangerang. Rinciannya, Kabupaten Pandeglang sebesar 30,82 persen, Kabupaten Lebak 23,69 persen, Kabupaten Serang 20,54 persen, dan Kabupaten Tangerang sebesar 20,01 persen.
Meningkatnya produksi padi di Banten tidak terlepas dari upaya Pemprov Banten dalam meningkatkan usaha tani yang didukung dengan Pergub No.1 Tahun 2010 tentang Gerakan Aksi Membangun Pertanian Rakyat Terpadu. Dalam upayanya, Pemprov Banten menerapkan strategi dengan memberikan bantuan dan penyuluhan seperti memberikan bantuan benih, subsidi pupuk, alsintan, pengelolaan tanaman terpadu melalui sekolah lapangan, dan sebagainya.
Penyuluhan pertanian misalnya dilakukan pemerintah secara intens dan intensif seperti program sekolah lapang tani (SLPT). Saat ini, tercatat 3.200 kelompok tani (Poktan) yang produktif se-Banten. Melalui program ini, para petani dilatih secara intensif sehingga mampu meningka
Strategi lain dalam meningkatan produksi beras adalah dengan menerapkan teknologi pertanian yang aplikatif, seperti penanaman padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI) serta penerapan agro ekoteknologi dan teknologi produksi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Dan, hal penting lain yang telah dilakukan Pemprov Banten adalah melengkapi serta memperbaiki infrastruktur pertanian.
Usaha Nelayan
Di dalam peningkatan usaha nelayan, upaya yang dilakukan pemerintah Provinsi Banten cukup strategis dan beragam. Hal ini disebabkan Pemprov Banten saat ini tengah fokus dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan. Program utama yang tengah direalisasikan adalah pegembangan kawasan minapolitan Banten. 
Lokasi sentra pengembangan minapolitan Banten meliputi Pelabuhan perikanan Nusantara (PPN) Karangantu, Kota Serang, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Labuan, Kabupaten Pandeglang, kawasan budidaya rumput laut Pontang, Kota Serang, dan kawasan budidaya kerang Panimbang dan kawasan pangkalan pendaratan ikan (PPI) Binuangeun.Mulai 2012 empat kawasan pelabuhan perikanan tersebut akan menjadi kawasan minapolitan di Banten untuk jenis perikanan tangkap.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan nelayan. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan dan penyuluhan kepada para nelayan melalui pembentukan kelompok kerja. Hasilnya bisa kelihatan di mana dengan jumlah nelayan yang hanya kurang lebih 23.678 orang, mampu mengahasilkan tangkapan ikan mencapai 58.978,83 ton dari target 59.728 ton (99,50 persen). Nilai produksi hasil tangkap itu diperkirakan mencapai Rp 66 miliar lebih. Trend hasil tangkapan ikan juga mengalami kenaikan signifikan dari tahun ke tahun.
Tidak hanya itu, di sektor kelautan, pemerintah juga mempunya program pembudiyaan rumput laut. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan budidaya rumput laut, sehingga penerimaan dari sektor kelautan dan perikanan setiap tahun bisa terus meningkat. 
Program itu telah berhasil menjalankan 9 dari 10 indikator yang ditetapkan dalam target pembangunan tahun 2010. Indikator itu, di antaranya adalah peningkatan jumlah kelompok usaha bersama (KUB) dengan target 50 kelompok yang mendapat bantuan pertahun. Dari target tersebut berhasil diwujudkan sebanyak 96 KUB atau mencapai target 192,0 persen.
Melalui program pembudidayaan rumput laut, pemerintah berhasil meningkatkan hasil panen sebagaimana telah dirasakan masyarakat di Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Pandeglang, yang baru-baru ini menggelar panen raya rumput laut. Dengan areal seluas 75 hektar di sepanjang pantai Desa Cigorondong, petani di desa itu mampu menghasilkan 80 ton setiap kali panen.
Melihat kebijaksanaan program pembangunan pertanian Pemprov Banten, pertumbuhan produktivitas sektor pertanian serta hasil-hasil yang telah dicapainya, maka Ratu Atut Chosiyah sangat layak mendapat penghargaan Satya Lencana Wira Karya sebagaimana diberikan oleh Menteri Pertanian. Sebuah penghargaan atas upaya dan prestasi yang sesungguhnya. 
Sebagai warga Banten, kita tentu mengharapkan agar upaya dan prestasi itu terus berlanjut dan dikembangkan. Tak ada kata lain kecuali bersatu meneruskan pembangunan untuk Banten yang lebih baik dan lebih maju.